Jumat, 16 September 2011

Info Backpacker Green Canyon

 Hallow guys..semoga selalu dalam keadaan semangat untuk menjelajahi wisata – wisata Indonesia, so get your backpack and make a journey..!!! 

Perjalanan selanjutnya adalah ke daerah yg terkenal dengan wisata pantainya dan terletak di propinsi Jawa barat. Siapa yang tidak kenal dengan Pangandaran, pantai yang menghadap samudera Australia ini sudah barang tentu menjadi destinasi bagi para pelancong khususnya dari Ciamis dan kota sekitar Jawa barat, salah satu keunikan pantai ini adalah pantai yang memiliki dua sisi, yaitu sisi bagian barat dan sisi bagian timur. Sehingga Backpackers dapat melihat matahari terbit pada sisi bagian timur dan melihat matahari terbenam pada sisi bagian barat. Namun perjalanan kali ini bukan pantai Pangandaran yang menjadi destinasi utama, melainkan sebuah ngarai eksotis yang terletak kearah barat dari pantai Pangandaran, yaitu Green Canyon. Sebuah Ngarai yang digadang – gadang sebagai replika dari Grand Canyon yang terdapat di Nevada Amerika Serikat, Green Canyon ditemukan oleh wisatawan dari Perancis (bukan Perempatan Ciamis), tetapi asli pelancong Perancis yang berkunjung sekitar tahun 90an dan tidak sengaja menemukan ngarai ini ketika sedang melakukan aktivitas memancing dengan warga sekitar. Sesuai dengan namanya ngarai ini memiliki daya tarik dari patahan – patahan batuan dan stalaktit yang menggantung di sisi tebing, ditambah pepohonan hijau diatasnya yang memberikan efek hijau kepada air sungai Cijulang dibawahnya. Dibawah ini adalah penjelasan buat para Backpackers untuk menuju ke Green Canyon, Lanjuuutt.. 

Terminal Bis Pangandaran, Untuk menuju pangandaran lebih mudah menggunakan transportasi bis, PO bis yang menuju kesana diantara BUDIMAN dan MERDEKA, namun base on my experience BUDIMAN yang paling banyak menuju Pangandaran dari beberapa kota asal seperti Dari Bandung (Pool Cicaheum) Rp 40.000, Jakarta (Pool Terminal Lebak Bulus) Rp 55.000, Tangerang (Pool Metropolis dan Pool Balaraja) Rp 65.000 dan Serang (Pool Kampus Untirta) Rp 75.000. Backpackers yang tinggalnya di bagian timur seperti wilayah Jawa tengah dan timur bisa menuju Cilacap terlebih dahulu, karena juga terdapat bis BUDIMAN yang menuju Pangandaran. Backpackers yang tinggal di Bandung, Jakarta, Tangerang, Serang sebaiknya berangkat malam hari, selain untuk mengirit biaya penginapan, hal menariknya adalah Backpackers bisa berburu matahari terbit, karena sampai di Pangandaran sekitar pukul 4-5 pagi. Terminal Bis Cijulang, selanjutnya adalah Backpackers harus berganti bis untuk menuju ke Cijulang selama 30 menit dimana Green Canyon terletak. Dengan menggunakan bis ¾ BUDIMAN dari Terminal Pangandaran Rp 5.000, kemudian dilanjut dengan ojek motor dengan tarif Rp 5000 – 10.000 (Harus pintar nawar) dan tidak lebih dari Rp 10.000, karena dapat ditempuh 7 – 10 menit.

Objek – Objek Wisata di Pangandaran, 
Pantai Barat dan Timur Pangandaran, Seperti telah dijelaskan diatas, pantai ini memiliki keunikan, karena Backpackers dapat melihat matahari terbit dan terbenam di sisi pantai yang berbeda. Selain itu pantai ini memiliki garis pantai yang cukup panjang, sehingga cukup dapat menampilkan pemandangan laut selatan yang luas. Pada batas pertemuan pantai barat dan timur juga terdapat suaka margasatwa, dimana semacam hutan yang terdapat beberapa flora dan fauna yang dilindungi. 
Green Canyon, sesuai dengan namanya tempat ini menjual kehijauannya, tidak hanya hijau keindahan stalaktit yang terdapat di sisi sepanjang tebing juga sangat memukau, buat Backpackers yang baru pertama kali pasti akan merasa sesansi yang sangat mendalam ketika takjub melihat keindahan Green Canyon. Untuk menikmati Green Canyon bisa menggunakan perahu yang mengantar Backpackers menuju Green Canyon dengan tarif Rp 75.000/perahu, namun dengan menggunakan perahu Backpackers tidak bisa melihat keindahan Green Canyon secara keseluruhan, karena perahu hanya mampu mencapai batu payung sisi terluar dari Green Canyon, kalau Backpacker ingin melihat keseluruhan Green Canyon bisa dengan cara Body Rafting Rp 175.000/orang, yang mana dapat memacu adrenalin Backpackers sekalian selama 5 jam, Berani….??? Disana banyak basecamp pemandu untuk melakukan Body Rafting, salah satunya yang biasa mandu para Backpackers adalah Guha Bau Body rafting dengan kang dede mendoel dan kang ibeng van khobir (+6281 323 814 565), atau bisa add mereka di Facebook kalau mau mengetahui tentang Guha Bau Body Raffting atau pada blog theriverscijulang.blogspot.com. Guha Bau adalah pemandu Body Rafting pertama yang memiliki track sendiri untuk menuju hulu sungai cijulang sebelum melakukan Body Rafting. 


Body Rafting, Body Rafting berbeda dengan Rafting atau Arung Jeram. Body Rafting adalah mengarungi sungai tanpa perahu atau kapal, tubuh kita akan menyatu dengan permukaan air dan sekali-sekali kita akan berjalan di pinggiran untuk menghindari jeram atau bagian yang berbahaya.Tidak perlu khawatir kalau tidak bisa berenang, karena kita menggunakan perlengkapan standartlife vest (pelampung), sepatu diving dan helmet, serta di temani instruktur berpengalaman (Picnic Holic)

Penginapan, Backpackers ga usah khawatir, apabila kita menghadap parkiran tepat disebelah parkiran wisata Green canyon terdapat losmen yang pas banget buat kantong ala ransel, Losmen bu Yati namanya, namun jangan kaget kalo tidak ada plang namanya. Karena awalnya saya juga bertanya – tanya apa nama losmennya, dan setelah kenal dengan pemiliknya ternyata namanya bu yati, maka saya namakan saja losmen bu yati supaya familiar. Penginapan dengan tarif Rp 100.000/kamar dan bisa ditempati 2 orang. Dengan fasilitas kamar mandi dan kipas angin, serta ranjang lengkap dengan bantal gulingnya. 

Tips, Wisata ini sangat berpengaruh terhadap cuaca, sebaiknya mengunjungi Green Canyon pada musim kemarau sekitar bulan juli hingga pertengahan oktober. Pada musim hujan Green Canyon lebih cocok disebut Brown Canyon, karena air sungai Cijulang berubah menjadi coklat dan jeram bisa mencapai level 5 atau level tidak aman untuk melakukan Body Rafting, ayo ke Green Canyon….

Sabtu, 23 Juli 2011

Info Backpacker Bromo

Bromo, hampir semua orang Indonesia pasti tahu dengan wisata khas pegunungan yang satu ini, namun setelah bertahun – tahun damai tiba – tiba pertengahan November 2010 Bromo meletus, seluruh wisatawan dilarang berkunjung dan Bromo pun ditutup, setelah enam bulan kemudian Bromo pun berangsur – angsur mulai membaik, wisatawan pun dapat melepas rindu. Walaupun belum sepenuhnya sembuh Bromo tetaplah Bromo, siapapun pasti ingin mengunjunginya. Bagi backpackerss yang belum sempat jalan - jalan ke Bromo, catatan perjalanan ini boleh dijadikan sebagai informasi tambahan. Salam Ransel…..

Gunung Bromo, dari bahasa Sansekerta/Jawa Kuna: Brahma, salah seorang Dewa Utama Hindu, merupakan gunung berapi yang masih aktif dan paling terkenal sebagai obyek wisata di Jawa Timur. Sebagai sebuah obyek wisata, Gunung Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif. Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut itu berada dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi. Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.(wikipedia)



Stasiun Pasar Senen – Jakarta. Backpackers yang berdomisili di Jakarta atau dekat dengan Jakarta, langsung aja menuju St. Pasar Senen dan membeli tiket jurusan St. Kotabaru Malang dengan menggunakan kereta KA Matarmaja (Malang – Blitar – Madiun - Jakarta) dengan harga tiket Rp 51.000 (klo belum berubah). Kereta berangkat ontime pukul 14.00 atau jam 2 siang, Lama waktu perjalanan normal menuju Malang 17 jam 30 menit, tapi kalau ada hambatan bisa mencapai 21 jam 30 menit (base on my experience), berarti paling cepat nyampe Stasiun Kotabaru Malang jam 06.30 pagi dan paling lambat pukul 10.30 setengah siang. Backpackers yang dari Bandung dan sekitarnya ngga perlu ke Jakarta, dari St Bandung bisa langsung naik KA Malabar (Malang – Bandung Raya) dengan harga tiket Rp 40.000 (klo belum berubah juga) berangkat pukul 15.30 dan nyampe malang pukul 08.20 (klo lancar).

Terminal Bis Arjosari – Malang, Alright,, nyame kota Malang tujuan selanjutnya adalah terminal bis Arjosari, dan backpackerss bisa langsung menggunakan “line” (angkot di Malang) bertuliskan akronim ABG dari depan stasiun dengan tarif Rp 2.500 sampai terminal Arjosari. Sampai diterminal backpackerss sebaiknya mandi dan bersih – bersih, karena klo di bromo dijamin backpackerss pasti males mandi karena air disana super duper duingin banget rek. Dari terminal Arjosari backpackers harus menuju kota probolinggo dengan menggunakan bis bertuliskan AKAS bisa jurusan Malang – Probolinggo atau Malang – Jember, karena bis bertuliskan AKAS biasanya selalu masuk terminal bis Probolinggo, dan tarif bis Rp 25.000

Terminal Bis Probolinggo, Sesampainya terminal Probolinggo backpackerss menuju terminal Ngadisari menggunakan angkutan ELF, angkutan ELF ini terdapat disebelah kiri diluar termina, jadi backpackerss tidak perlu memasuki terminal. Sebaiknya sampai terminal bis Probolinggo sebelum malam hari, karena turis yang ke menuju terminal Ngadisari sudah sangat jarang kalau menjelang malam, biasanya kalau penumpang tidak penuh (cth : hanya 3-5 orang), si supir ELF minta tambahan tarif Rp 10.000 (max Rp 15.000) dari tarif normal. Perjalanan menuju terminal Ngadisari sangat mengesankan, perjalanan akan melewati daerah Cemoro Lawang yang menyajikan pemandangan pohon cemara khas pegunungan, dan setelah satu jam backpackers akan tiba di terminal Ngadisari.

Objek – objek Wisata di Bromo:
Puncak Pananjakan, sebuah tempat yang dijadikan oleh para wisatawan untuk berburu matahari terbit, di puncak pananjakan juga terdapat fasilitas restoran dan mushola. Puncak Pananjakan juga tempat terbaik untuk melihat pemandangan gunung Bromo dengan latar belakang gunung Semeru yang terletak ratusan kilometer dari Bromo, suatu kesempatan yang langka melihat pemandangan tersebut, karena bergantung kepada cuaca setempat. Waktu terbaik mengunjungi Bromo adalah bulan juli sampai agustus. Untuk menuju puncak Pananjakan backpackerss harus menggunakan jeep khusus jenis Hartop dengan muatan 5 – 6 orang, dan berangkat paling lambat pukul 03.30 dini hari. Backpackers harus menyewa jeep terlebih dahulu, kalau per-orangan tarifnya Rp 80.000. Namun kalau backpackerss berkelompok bisa menyewa 1 jeep dengan tarif Rp 350.000. Peralanan akan ditempuh 15 – 30 menit untuk menuju pintu gerbang puncak Pananjakan.



Kawah Bromo, salah satu tempat yang tidak boleh dilewati adalah kawah bromo. Untuk menuju kawah ini, jeep akan membawa backpackers ke padang pasir yang sangat luas, dimana sejau mata memandang hanya pasir dan pasir. Kemudian tiba di tempat parker jeep, dan backpackers bisa meneruskan dengan berjalan kaki atau menngunakan kuda sewaan dengan tarif Rp 50.000 untuk mencapai bibir anak tangga kawah bromo. Namun suasana sekarang sangat berbeda dengan suasana sebelum meletus, dimana anak tangga diselimuti pasir vulkanik dan akan bertebaran apabila terhembus oleh angin. Sebaiknya backpackers menggunakan kacamata dan masker untuk keselamatan dan keamanan, dulu saja sebelum meletus untuk menaiki anak tangga hingga bibir kawah sangat melelahkan, kalau tidak salah hitung terdapat sekitar 150 anak tangga. Kawah Bromo sebelum meletus sangat eksotik dan agak sedikit mistik, karena setiap tahunnya selalu diadakan upacara kasodo oleh suku tengger setempat. Namun kaah bromo sekarang ditimbun oleh jutaan ton pasir vulkanik yang menutupi seluruh lubang kawah, dan backpacker harus sangat berhati – hati lagi. Mencapai bibir kawah sebuah perjuangan dan ada rasa bangga tersendiri apabila mampu mencapainya.

Akomodasi Bromo, banyak penginapan di Bromo, rate harga mulai 80.000 – 450.000, buat backpackers sebaiknya menginap di Losmen atau Homestay saja, tarif satu kamar per malam Rp 80.000/orang, atau Rp 100.000/2 orang, rekomendasi tempat untuk penginapan adalah Losmen Setia Kawan (hub pak Santoso 08123460471) atau Homestay Tengger Permai. Sebenarnya masih ada beberapa tempat yang bisa backpackers kunjungi, seperti Padang Savana dan Padang pasir yang pernah dijadikan sebagai tempat pembuatan film Pasir berbisik dan film – film pendek yang menghiasi televise backpackers. Namun informasi apakah tempat tersebut sudah aman dan bisa dikunjungi belum terekspos kembali, yang pasti Bromo tidak akan mengecewakan orang yang mengunjunginya. Indonesia wonderfull world..I love Indonesia…

Catatan : Menuju Probolinggo bisa juga melalui Kota Surabaya, dari Stasiun Pasar Senen (Jakpus) - Stasiun Gubeng (Sby), menggunakan kereta ekonomi Gaya Baru Malam, Stasiun keberangkatan awal Stasiun Kota pukul 12.00, tiba di Stasiun Pasar Senen 12.10 transit selama 10 menit dan berangkat tepat pukul 12.20 dengan tarif BA (Batas Atas Rp 55.000). Tiba di Stasiun Gubeng Surabaya pukul 04.00 (normal), kemudian dilanjut menuju terminal Bungur Asih menggunakan Bis/angkot Rp 10.000 (BA). Selanjutnya menuju Terminal Probolinggo menggunakan bis dengan Tarif Rp 23.000 bis AC, setelah sampai Terminal bis Probolinggo ikuti poin nomor "I.4" dan seterusnya, Kalau dari Surabaya waktu tiba diterminal Probolinggo bisa lebih cepat, sehingga masih banyak turis yang mau naik menuju Bromo.

                                  - JELAJAHI NEGERIMU JELAJAHI INDONESIAMU -












Jumat, 15 Juli 2011

Info Backpacker Bali

Salam Ransel,,,setelah puas menikmati Lombok ngga lengkap kayanya kalau tidak mampir ke Bali, secara dengan ala Backpacker untuk kembali ke pulau jawa harus melalui pulau bali, yap kali ini sekalian aja di bahas liburan di bali dengan ala ransel, ala murah meriah tapi tetap ngga murahan. So take your backpack and make a journey…BALIIIIIIII….

Buat para backpackers yang sudah berada di Lombok dan ingin ke Bali pasti sangat mudah, backpackers tinggal puter balik ke Pelabuhan Lembar dan melakukan penyebrangan dengan ferry Rp 35.000 menuju Pelabuhan Padang Bai, nah sampai di pelabuhan lembar bisa langsung menggunakan bis menuju terminal Ubung di kota Denpasar Rp 25.000 terus dilanjut menggunakan taksi dengan tarif argo resmi ataupun tarif nego sekitar Rp 60.000 - Rp 70.000 atau mau langsung menuju kuta (popies lane I / II) untuk check in penginapan, dengan menggunakan mobil jenis carry yang banyak menawarkan untuk langsung menuju ke Kuta di sekitar Pelabuhan Padang Bai. Tarif yang ditawarkan sekitar Rp 70.000 – 100.000 (bisa ditawar). Buat para backpackers yang berasal dari pulau jawa, bisa mengikuti petunjuk yang telah ditulis di postingan sebelumnya dengan judul “Info Backpacker Lombok” untuk menuju ke Bali. Sampai di kuta backpackers tidak perlu risau untuk mencari penginapan murah, langsung aja menuju jalan popies lane I / II yang banyak terdapat penginapan murah dan salah satunya adalah losmen Rempen di jalan popies lane I gang surga Rp 110.000/ malam.

Objek – objek Wisata di Bali :
Pantai Kuta, hahai,,siapa yang ngga tau tempat wisata yang satu ini dan salah tempat yang wajib dikunjungi oleh para wisatawan yang liburan di Bali. Pantai yang menyajikan hamparan pasir putih yang luas dengan ombak yang bersahabat buat yang mau berenang atau yang mau menguji adrenalin dengan papan seluncurnya. Backpackers yang menginap di jalan popies lane I / II cukup berjalan kaki untuk menuju pantai Kuta. Pantai ini paling sering dikunjungi oleh para surfer di pagi hari, dimana ombak sedang pasang dan sangat cocok untuk olahraga yang satu ini dan untuk para backpackers yang mau nyobain tapi ngga punya papan seluncur bisa langsung menyewa sama atai atau anak pantai disepanjang pantai Kuta. Pada sore hari pantai ini selalu menyajikan pemandangan sunsetnya yang menarik, tak pelak sore hari suasana menjadi sangat ramai, dimana orang – orang pada duduk bersamaan menghadap ke pantai menikmati matahari terbenam. Dari pantai kuta, backpackers juga bisa menikmati pantai legian, karena kedua pantai ini satu garis pantainya dan pantai Legian terletak di selatan pantai Kuta.

Pantai Padang – padang, terletak di wilayah uluwatu sekitar 45 menit dari Kuta menggunakan sepeda motor, pantai juga disebut blue point oleh penggila surfing, pantai ini cukup unik dan tersembunyi dan untuk menuju bibir pantai harus menyusuri gua yang dihuni oleh kera liar dan melewati puluhan anak tangga. Terjawab sudah kenapa banyak penggilla surfing mengunjungi pantai ini, ombak yang sangat ideal dan pemandangan yang sangat indah, dengan pasir putih dan air laut yang bening dan berwarna hijau toska dan yang paling penting kebersihannya sangat terjaga, karena dipantai ini sering diadakan upacara adat masyarakat setempat, salah satunya upacara ngelapen (kalau tidak salah sebut) yang mana melakukan ritual pemanggilan roh yang telah meninggal untuk diberi petunjuk menuju nirwana, upacara ini selalu dilakukan setelah upacara ngaben, Backapckers kayanya wajib mengunjungi pantai ini cukup membayar parker dan tidak dikenakan biaya alias gratis, dan bagi pecinta fotografi landscape di pantai ini keren banget dengan bukit yang diselimuti pohon khas pantai dan batuan besar yang terdapat di pinggir pantai.

Pantai Dream land, masih satu arah dengan pantai diatas, untuk menuju pantai yang satu ini lebih menantang dan cukup menguji adrenalin, backpackers harus melalui jalan berkelok – kelok dengan hamparan tebing yang tinggi, dan jalan menuju pantai ini diawali dengan aspal yang masih baik hingga jalan dengan aspal yang rusak dan jalan tanah dengan bebatuan yang tajam, kehati-hatian harus dilakukan oleh backpackers apabila menggunakan sepeda motor, perjalanan sekitar 20 menit dari pantai padang – padang. Setelah menyusuri jalan tanah dan bebatuan, backpackers sampai di tepi bukit dan harus melakukan jalan menuruni bukit dengan berjalan kaki, karena tidak mungkin motor bisa melalui jalan tersebut dan motor bisa di parkir di atas bukit. Hahai…gila banget ni pantai, masih dengan pasir putih dan ombak deburan ombak yang bergulung – gulung seolah memanggil backpackers sekalian untuk mengunjunginya. Seolah – olah pantai ini tidak berada di Indonesia karena airnya yang berwarna biru langit yang cerah, pokoknya backpackers wajib mengunjungi pantai ini dan gratis pula, sebenarnya ada jalan yang lebih aman untuk menuju pantai ini, namun saya pun belum menemukan jalan tersebut yang bisa dilalui mobil dan bis untuk para wisatawan.

Garuda Wisnu Kecana (GWK), adalah sebuah taman wisata di bagian selatan pulau Bali. Taman wisata ini terletak di tanjung Nusa Dua, Kabupaten Badung, kira-kira 40 kilometer di sebelah selatan Denpasar, ibu kota provinsi Bali. Di areal taman budaya ini, direncanakan akan didirikan sebuah landmark atau maskot Bali, yakni patung berukuran raksasa Dewa Wisnu yang sedang menunggangi tunggangannya, Garuda, setinggi 12 meter. Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana berada di ketinggian 146 meter di atas permukaan tanah atau 263 meter di atas permukaan laut. Di kawasan itu terdapat juga Patung Garuda yang tepat di belakang Plaza Wisnu adalah Garuda Plaza di mana patung setinggi 18 meter Garuda ditempatkan sementara. Pada saat ini, Garuda Plaza menjadi titik fokus dari sebuah lorong besar pilar berukir batu kapur yang mencakup lebih dari 4000 meter persegi luas ruang terbuka yaitu Lotus Pond. Pilar-pilar batu kapur kolosal dan monumental patung Lotus Pond Garuda membuat ruang yang sangat eksotis. Dengan kapasitas ruangan yang mampu menampung hingga 7000 orang, Lotus Pond telah mendapatkan reputasi yang baik sebagai tempat sempurna untuk mengadakan acara besar dan internasional. Terdapat juga patung tangan Wisnu yang merupakan bagian dari patung Dewa Wisnu. Ini merupakan salah satu langkah lebih dekat untuk menyelesaikan patung Garuda Wisnu Kencana lengkap. Karya ini ditempatkan sementara di daerah Tirta Agung. Menurut saya GWK kayanya kurang pas untuk para backpackers, sebab cukup lumayan mahal untuk masuk kedalamnya, tapi ngga usah khawatir backpackers bisa foto – foto dari luar gedung seni GWK.:)

Tanah Lot, satu lagi objek wisata yang menjadi ciri khas pulau bali dan backpackers wajib mengunjunginya. Sekitar satu jam dari kawasan kuta menuju daerah seminyak bali, Di sini ada dua pura yang terletak di atas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya terletak di atas tebing mirip dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan bagian dari pura Dang Kahyangan. Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut. Obyek wisata tanah lot terletak di Desa Beraban Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan, sekitar 13 km barat Tabanan. Disebelah utara Pura Tanah Lot terdapat sebuah pura yang terletak di atas tebing yang menjorok ke laut. Tebing ini menghubungkan pura dengan daratan dan berbentuk seperti jembatan (melengkung). Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari terbenam (sunset), turis-turis biasanya ramai pada sore hari untuk melihat keindahan sunset di sini. Dari tempat parkir menuju ke area pura banyak dijumpai art shop dan warung makan atau sekedar kedai minuman. Juga tersedia toilet bersih yang harga sewanya cukup murah untuk kantong wisatawan domestik sekalipun.

Danau Beratan – Bedugul, Danau Beratan yang terletak di kawasan Bedugul, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali. Danau yang terletak paling timur di antara dua danau lainnya yaitu Tamblingan dan Buyan, yang merupakan gugusan danau kembar di dalam sebuah kaldera besar, Danau Beratan terbilang cukup istimewa. Berada di jalur jalan propinsi yang menghubungkan Denpasar - Singaraja serta letaknya yang dekat dengan Kebun Raya Eka Karya menjadikan tempat ini menjadi salah satu andalan wisata pulau Bali. Disamping mudah dijangkau Danau Beratan juga menyediakan beragam pesona dan akomodasi yang memadai. Sebuah obyek wisata di Bali yang terletak di daerah pegunungan yang memiliki suasana sejuk dan nyaman, bisa menikmati keindahan danau Beratan dan Pura Ulun Danu, yang merupakan tempat pemujaan kepada Sang Hyang Dewi Danu sebagai pemberi kesuburan. Terletak di Desa Candi Kuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan. Jaraknya kurang lebih 70 km dari wilayah wisata Kuta/ Bandara Ngurah Rai. Bangunan yang terdapat di areal wisata Bedugul ini merupakan bangunan tempo dulu dan terbilang kuno, tapi semua keadan fisiknya masih bersih dan tertata dengan rapi. Bedugul juga terletak di dataran tinggi, menyebabkan tempat ini sangat sejuk dan kadang-kadang di selimuti kabut, keindahan alam pegunungan dan Danau Beratan yang bersih. Satu lagi info buat backpackers, kalau penasaran sama bedugul tinggal lihat saja uang Rp 50.000, disitu Danau Beratan jadi objeknya.

Pasar Sukowati, nah kalau backpackers mau beli oleh – oleh pasar ini kayanya tempat yang pas banget. Pasar Sukawati merupakan sebuah pasar yang sangat terkenal di Bali. Karena pasar ini menjual pakaian-pakaian santai dengan harga yang sangat miring. Pasar Sukawati menyediakan pakaian-pakaian seperti Batik khas bali, selain batik khas bali juga tersedia berbagai macam baju-baju serta celana pendek harga miring yang akan cocok dipakai di pantai. Dan juga ada beberapa kaos yang bercorak Bali. Semua barang-barang disini bisa ditawar, dan sebagai tipsnya harganya bisa sepertiga dari harga pertama yang ditawarkan oleh penjualnya. Dan untuk melancarkan tawarannya, sebaiknya datang ke pasar ini ketika pagi sekitar jam 8-10 karena para penjualnya baru selesai sembahyang dan mereka menggap jika jualan mereka berhasil di pagi tersebut akan mendatangkan kelarisan untuk jam-jam selanjutnya. Selain pakaian-pakaian murah, di pasar ini juga terkenal dengan barang-barang seni seperti lukisan dari berbagai aliran lukisan. Juga ada berbagai model tas. Dan sebelum menuju ke pasar Sukawati, sebaiknya mengunjungi Pusat Kerajina Perak Celuk. Di kerajinan perak celuk ini kita bisa membeli berbagai macam kerajinan yang terbuat dari perak. Dan kelebihan lainnya, disini kita juga bisa melihat secara langsung bagaiman para perajin membuat kerajinan perak tersebut. Thank to aquperikecil22.blogspot.com buat fotonya, kemarin ngga sempet moto, sibuk belanjaaaa….:) keren banget fotonya…

Tips - tips : 
- Backpackers yang muslim, hati - hati klo mau makan di kawasan kuta, sebaiknya dipastikan itu bukan daging B2.
- Berdasarkan pengalaman, sebaiknya nyari penginapan di jalan popies lane 1, karena sedikit jauh dari keramaian jalan legian yang tiap malamnya selalu jedag jedug..:)

















Sabtu, 21 Mei 2011

Info Backpacker Semarang

Salam Ransel…Kota selanjutnya adalah Semarang, kota dengan iklim cuaca panas dan bangunan – bangunan tua-nya yang eksotis dan sangat bersejarah ini cukup pantas apabila disebut sebagai “The Lost old City in Central Java”, sebutan sedikit berlebihan tetapi akan menjadi pantas setelah Backpackers menyusuri gang – gang sempit dengan arsitekturnya yang khas. Just in my humble opinion…!!. Lanjut dengan rute perjalanannya, kota Semarang sebagai ibukota provinsi jawa tengah sudah pasti sangat mudah dijangkau dengan menggunakan moda transportasi yang ada, namun kali ini tetap dengan ala backpacker. Sehubungan saya tinggal dekat dengan kota Jakarta, jadi yang saya tulis transportasi dari kota Jakarta. Dari Jakarta untuk menuju Semarang bisa menggunakan bis atau kereta api, namun kali ini saya lebih memilih menggunakan kereta api.

Stasiun Pasar Senen - Jakarta, menggunakan kereta ekonomi Tawang Jaya tarif Rp 37.000; kereta tersebut akan berhenti di Stasiun Poncol Semarang, kereta berangkat pukul 21.30 dan tiba pada paling cepat pada pukul 05.30 keesokan harinya, namun sering sekali terlambat apabila Backpackers berangkat dari Jakarta weekend, sehingga baru sampai sekitar pukul 06.30 – 07.30. Sengaja saya pilih berangkat malam hari selain bisa mengirit tempat menginap, kereta tiba di Semarang pagi hari jadi bisa langsung keluyuran di spot – spot terbaik kota Semarang.

Objek - objek Wisata Semarang, tempat wisata di kota Semarang cukup beragam namun yang khas adalah Kota Tua, Lawang Sewu, Tugu Muda, Pecinan, Menara Sam Poo Kong, Simpang Lima dll. Jantung Kota Semarang cukup bersih dan tertata rapih, perekonomian di Semarang juga berkembang dengan pesat, dengan banyaknya di bangun pusat perbelanjaan seperti Mall – mall dan ruko yang terdapat di sepanjang jalan utama, tak ayal ini membuat kota Semarang cukup padat dengan kendaraan dan bias menimbulkan kemacetan, tapi tidak separah Jakarta, masyarakat Semarang tidak sedikit yang masih menggunakan sepeda ontel (sepeda tua) sebagai moda transportasinya.

Kota Tua Semarang, sajian arsitektur dari abad ke 20 yang sangat kental terlihat dari bangunannya, gaya eropa belanda dengan pilar – pilar yang menjujung tinggi. Salah satunya adalah bangunan Gereja Bleduk dan Gedung yang sekarang dijadikan kantor bank BUMN pemerintah. Belum lagi apabila Backpackers menyusuri gang – gang sempitnya yang seolah – olah membawa Backpackers ke jaman dahulu dimana pemerintah belanda masih berkuasa. Masih banyak lagi tempat - tempat yang sangat unik, salah satunya ada gang yang pernah di jadikan sebagai lokasi syuting film ayat - ayat cinta, dimana masih terdapat tulisan - tulisan arab pada dinding sepanjang gang tersebut.

Lawang Sewu, Sebenarnya bangunan ini adalah gedung sekolah kereta api pada jaman pemerintahan Belanda, banyak yang bilang apabila belum ke Lawang Sewu berarti belum lengkap mengunjungi Semarang, Namun Lawang Sewu juga memiliki masa kelam pada saat pendudukan tentara jepang. Dimana banyak masyarakat yang dibantai dimana mayatnya di buang di sungai tepat disamping Lawang Sewu, bahkan menurut pemandu setempat mayat tersebut tanpa kepala, dan kepalanya dikubur di halaman depan Lawang Sewu, dimana terdapat seonggok tugu untuk mengenangnya, ada lagi di salah satu ruangan dilantai tiga yang terdapat palang – palang besi digunakan untuk mengantung masyarakat yang anti penjajah, memang suasana mistis sangat terasa di setiap ruangan, sebaiknya tidak sendiri pada saat menyusuri Lawang Sewu, gunakanlah pemandu setempat dengan tarif Rp 10.000 – 15.000, atau mau lebih menantang lagi, wisata Lawang Sewu menawarkan wisata malam yang memacu adrenalin mulai pukul 19.30 – 24.00 bagi kamu – kamu yang bernyali tinggi . Mauuu…???

Pecinan, Cukup deh mistis – mistisannya, sekarang Backpackers lanjut ke Pecinan (Komunitas masyarakat cina atau tiong hoa), kebetulan waktu ke Semarang menjelang Imlek (Tahun Baru Cina) hampir setiap rumah dan gang – gang berhias dengan lampu lampion dan dipenuhi warna merah. Kalau ke Pecinan jangan lupa mampir ke kuil Sam poo Kong dengan tarif Rp 5.000/orang, di kuil tersebut terdapat beberapan banguna khas Cina daratan dengan setiap ujung gentengnya di buat melengkung dengan balutan kayu bercat merah, kemudian juga terdapat patung – patung khas dewa kayangan dari cerita kuno Negeri Cina.

Kawasan Simpang Lima, Satu lagi tempat di Semarang yang layak dikunjungi adalah Kawasan Simpang Lima, juga di sebut jantungnya kota Semarang. Pada Kawasan Simpang Lima banyak terdapat toko – toko dan tempat jajanan kaki lima, paling enak mengunjungi tempat ini menjelang malam hari karena keramaian baru dimulai. Kalau ke Simpang Lima tak lengkap apabila tidak mencicipi salah satu makanannya.

Nasi Pecel mbok Sador , salah satu tempat kuliner yang paling ramai di kunjungi, walaupun hanya menyajikan nasi pecel dan gorengan para pengunjungnya tidak sedikit dari kalangan menengah keatas, namun ga usah sungkan, tetap cocok buat para backpacker seporsinya mulai 5.000 – 12.000 sesuai isinya, diutamakan dapat tempat duduk terlebih dahulu baru mesan, karena pada malam hari sangat ramai. Setelah dapet tempat seorang pelayan lelaki setengah baya akan akan menghampiri Backpackers sekalian untuk menanyakan menu apa yang mau Backpackers pesan.

Tembalang Gombel, Setelah menikmati kota Semarang pada malam hari, kunjungi juga kawasan Tembalang yang memiliki tempat wisata seperti Kuil Watu Gong dan Bukit Gombel, perlu diketahui oleh teman – teman backpacker mania, Semarang memiliki dua wilayah yaitu wilayah dataran rendah seperti kawasan diatas dan wilayah dataran tinggi seperti kawasan Tembalang, cuaca di kawasan ini sejuk di pagi dan malam hari namun cukup hangat pada siang hari. Sebenarnya tidak banyak wisata di wilayah bagian atas ini, Kuil watu Gong adalah kuil yang memiliki menara yang cukup tinggi dan bangunan tempat ibadah masyarakat tiong hoa, kemudian Bukit Gombel adalah tempat untuk melihat pemandangan kota Semarang di bagian bawah, biasanya Bukit Gombel dikunjungi pada malam hari, karena kota Semarang lebih cantik apabila dilihat pada malam hari dengan kerlap – kerlip lampu yang menghiasi kota. Banyak muda – mudi yang menghabiskan malam disini, sambil berkumpul dengan teman atau orang yang dikasihi, ehmm..??. Sebaiknya berkunjung ke Tembalang pada sore hari terlebih dahulu mengunjungi kuil Watu Gong dan menjelang malam kembali ke kota sekalian mampir ke Bukit Gombel, kedua tempat wisata diatas gratis dan Backpackers hanya membayar biaya parkir, itu juga kalau Backpackers membawa kendaraan.

Moda Transportasi, Kota Semarang cukup jelas angkutan umumnya apalagi juga terdapat trans Semarang. Hampir semua angkutan umum di semarang pasti melalui Simpang Tugu Muda dan Simpang Lima, jadi buat teman – teman yang tiba di Stasiun bias menggunakan angkutan umum yang menuju kedua tempat diatas dari depan stasiun. Tips yang baru sampai Semarang, lebih baik kunjungi kawasan Simpang Tugu Muda sekalian ke Lawang Sewu, angkutan dari Stasiun ambil Rute Tugu Muda tarif Rp 4.000, kemudian menjelang sore menuju Kawasan Simpang Lima dengan tarif Rp 2.000 dari depan Lawang Sewu, keesokannya berkujung ke Kota Tua dan Pecinan, sebaiknya menggunakan transportasi becak Rp 10.000 – 15.000 untuk berkeliling (bisa ditawar) kalau masih sempat menjelang siang kunjungi Tembalang.

Makanan Khas Semarang, tak lengkap rasanya berkunjung ke satu kota tanpa mencicipi kuliner khas dari kota yang Backpackers kunjungi. Lumpia (Lonpia bahasa aslinya), makana dengan isian tumisan rebung dan udang yang di balut kulit dari tempung terigu, biasanya disajikan dengan digoreng atau di kukus. Untuk menikmati Lumpia teman – teman bisa mengunjungi Jl. Pandanaran, dimana banyak pedagang lumpia di sepanjang jalan, atau bisa menuju gang lombok untuk menikmati lumpia dengan cita rasa asli. Wingko Babat, kue kering khas Semarang dengan berbagai rasa seperti, kelapa, durian, coklat dsb. Untuk mendapatkannya di Jl. Pandanaran juga banyak penjual yang berjualan di emperan jalan. Jl. Pandanaran adalah pusat oleh - oleh khas Semarang, makanya tidak heran oleh – oleh khas Semarang juga tersedia disini.

Losmen / Penginapan, disepanjang Kawasan Simpang Lima banyak terdapat losmen dengan ala backpacker tarif bekisar mulai Rp 75.000 – 250.000; kenapa harus menginap, karena untuk berkunjung ke tempat wisata di Semarang tidak cukup seharian penuh, alasan paling logis adalah untuk mengembalikan energi Backpackers setelah lelah dalam perjalanan. Dibawah ini beberapa penginapan yang cocok buat Backpacker.
Wisma Fastabiq, penginapan bernuansa islami terletak di Jl. Teuku Umar (dari Simpang Lima 10 – 15 menit) Telp. 024. 83156825, tariff di penginapan ini 100.000 – 150.000.
Wisma Mugas Pemda Jateng, penginapan ini terletak di Depan Stadion Tri lomba Juang, telp. 024. 8411093 tarifnya mulai 60.000 - 120.000 dengan fasilitas kamar mandinya di dalam.
Wisma Kesehatan, terletak di Kawasan Simpang Lima, telp 024. 8311465 dengan tariff /malamnya mulai 80.000 – 150.000, salah satu kamarnya ada fasilitas AC.
Wisma Bapelkes, terletak di Jl. Pahlawan No. 1 (depan Ramayana Simpang Lima), telp 024-8311465. tarifnya mulai 50.000/kamar dan bisa untuk berdua.
Guesthouse Permata Hijau telp. 024.8316395 (Dekat dengan kampus UNDIP Pleburan).

Berlibur ke Semarang bisa kapan saja, memang menjelang Imlek terasa lebih berbeda daripada dikunjungi pada waktu lainnya, namun pada waktu kapan pun Semarang tetap Semarang, kota yang menyajikan nuansa tempo doeloe secara total tidak seperti kota lainnya di Indonesia.

Semoga Membantu dan Selamat Berlibur….!!!!

Selasa, 17 Mei 2011

Info Backpacker Lombok

Salam Ransel, hallow para Backpackers,,
lombok, lombok, lombok,,,yap siapa yang ngga kenal lombok. Pulau yang terletak di provinsi NTB itu menyimpan banyak keindahan dan membuat penasaran bagi para wisatawan yang akan mengunjunginya, info dibawah ini akan menjelaskan perjalanan menuju Pulau lombok dan tetap dengan cara para Backpackers alias jalan – jalan murah tapi ngga murahan, lanjuuuuutt….!

Stasiun Pasar Senen Jakarta, bagi Backpackers yang tinggal dekat dengan kota Jakarta stasiun ini bisa dijadikan alternatif utama untuk melakukan perjalanan, karena stasiun ini bisa melakukan pemesanan tiket kelas ekonomi satu minggu sebelum keberangkatan. KA Ekonomi Kertajaya (Pasar Senen JKT – Pasar Turi SBY) menjadi pilihan saya dalam mengawali perjalanan kali ini, tarif tiket Rp 43.500 dan kereta berangkat pukul 16.00 WIB kemudian tiba pukul 06.00 WIB di Stasiun Pasar Turi Surabaya. Dari Stasiun Pasar Turi Backpackers harus menuju Stasiun Gubeng menggunakan angkot line warna hijau dari sebrang Stasiun dengan tarif Rp 3.000 lama perjalanan 30 menit. Sesampainya di Stasiun Gubeng Backpackers bisa langsung membeli tiket KA Bisnis Mutiara Timur Rp 85.000 menuju kota Banyuwangi, kereta ini berangkat pukul 09.00 WIB dan tiba di Stasiun Banyuwangi Baru pukul 16.00 WIB, kemudian Backpackers harus berjalan kaki sekitar 500 meter menuju pelabuhan Ketapang.

Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, selanjutnya Backpackers harus membeli tiket ferry Rp 6.000 menuju Pelabuhan Gilimanuk Bali, kapal ferry ada yang berangkat pukul 17.00 WIB satu jam kemudian kapal ferry tiba di Pelabuhan Gilimanuk pukul 19.00 WITA (perbedaan waktu satu jam). Perjalanan selanjutnya menuju pelabuhan Padang Bai menggunakan bis Rp 40.000, namun bis terakhir pukul 17.00 WITA dan baru beroperasi kembali sekitar pukul 01.30 WITA, nah Backpackers bisa beristirahat di Terminal Gilimanuk beberapa jam sambil menunggu bis beroperasi kembali. Dari Terminal Gilimanuk bis diberangkatkan pukul 02.00 WITA dan transit sejenak di Terminal Denpasar pukul 06.00 WITA, selama perjalanan Gilimanuk – Denpasar Backpackers dapat melihat ketaatan supir dan kondektur dalam melakukan sembahyang setiap bis mendapati Pura. Setengah jam kemudian bis berangkat menuju Pelabuhan Padang Bai dan tiba pukul 07.30 WITA.


Pelabuhan Padang Bai Bali, selanjutnya Backapackers melanjutkan perjalanan dengan menyebrang ke Pulau Lombok menuju Pelabuhan Lembar dengan menggunakan ferry Rp 35.000 berangkat pukul 08.30 WITA, setibanya di Pelabuhan Padang Bai sebaiknya Backpackers melakukan Sarapan untuk mengurangi dampak angin laut selama perjalanan, karena penyebrangan Bali – Lombok sekitar 3.5 jam sampai 4 jam dan laut lombok cukup tinggi gelombangnya. Pukul 12.00 WITA ferry merapat di Pelabuhan Lembar, kemudian Backpackers lanjut menggunakan angkutan koperasi pelabuhan menuju daerah Cakranegara (cakra) Rp 15.000, tiba di cakra Backpackers berganti angkutan menuju padang roe Rp 3.000 dan berganti angkutan kembali untuk lanjut menuju kawasan Senggigi Rp 3.000 dari Pasar roe. Akhir tiba di Senggigi pukul 14.30 WITA dan langsung check in penginapan ala Backpackers yaitu Hotel Elen (cp: beuli wayan 0370693014) Rp 100.000/malam. Penginapan di kawasan senggigi bervariatif, namun ala Backpackers banyak pilihan dan tarif mulai 80.000 – 250.000. Backpacker bisa googling untuk mengetahui info penginapan murah di Lombok.

Objek – objek wisata di Lombok :

Pantai Senggigi, buat para Backpackers pasti taulah Pantai Senggigi, pantai dengan pemandangan yang sangat indah dan romantis, untuk menuju Pantai Senggigi Backpackers harus berjalan menuju Sengggi Beach Hotel, karena pintu gerbangnya satu arah dengan hotel tersebut. Dengan tarif Rp 1.000 Backpackers sudah bisa menikmati keindahan Pantai Senggigi. Sunset atau matahari terbenam adalah waktu yang sangat dinanti oleh para wisatawan dan terutama wisatawan asing yang berasal dari Eropa, mereka langsung berpasang – pasangan dan tidak sedikit melakukan sunset kissing..tittttt…bikin ngiri…Memang pemandang pada saat Sunset di senggigi sangat berbeda dan lebih indah, dimana apabila cuaca cerah background pantai Sengigigi adalah Gunung Agung yang berada jauh di Bali Nice..Buat para Backpackers yang mau foto – foto langsung ambil kamera dan say buncis……!

Gili Trawangan, gili Meno, gili Nangu, tarik napassss hfffffttt…kalau kita ngomongin ketiga Gili diatas sudah pasti dalam bayangan kita adalah surga dunia. Subhanallah..indah bangettt, Gili Trawangan adalah Gili (pulau kecil) yang paling sering dikunjungi dan sudah pasti karena yang paling the best pemandangannya, baik pantainya maupun bawah lautnya, mungkin sesuai dengan namanya Trawangan dimana orang –orang dapat menerawang keindahannya (ngga nyambung). Untuk menuju Gilitrawangan Backpackers harus ke Pelabuhan Bangsal terlebih dahulu dari kawasan Senggigi, apabila menggunakan sepeda motor memakan waktu selam 30 menit. Sesampainya di Pelabuhan Bangsal lanjut menggunakan perahu boat kecil Rp 10.000 dengan daya tampung 20 – 25 orang, cukup aman karena di dalam perahu boat tersedia jumlah pelampung yang memadai, dari pelabuhan Bangsal juga bisa menuju Gili lainnya seperti Gili Meno Rp 8.000 dan Gili Nangu Rp 7.000 dan perahu boat berangkat apabila jumlah kuota penumpang terpenuhi. Hampir 90 persen pengunjung Gilitrawangan adalah wisatawan asing (bule semua), teriknya cahaya matahari yang menjadi pemikat mereka untuk mengunjungi Gili ini, beberapa aktivitas yang bisa dilakukan di Gili Trawangan seperti berjemur, bersepeda, menyelam dan yang paling seru snorkeling di pantainya, terumbu karang di Gili ini masih sangat terjaga dan tidak perlu jauh – jauh ketengah Backpackers sudah bisa mendapati gugusan terumbu karang dan ikan - ikan hias khas akuarium yang selalu menemani Backpackers sekalian, untuk snorkeling biaya sewa peralatan snorkeling (Snorkel Fins) Rp 25.000. Sebaiknya menuju Gilitrawangan pagi hari jangan terlalu siang, supaya bisa menikmati Gili ini lebih lama. Perahu boat terakhir menuju Pelabuhan Bangsal adalah pukul 16.00 WITA

Pantai Malimbu, nah pantai yang satu ini tidak kalah menarik dari pantai Senggigi, pantai Malimbu memiliki pemandangan yang khas pula. Pantai dengan bukit hijau dan pasir putih yang luas, air laut yang biru cenderung hijau dan yang paling penting BERSIH, waktu saya mengunjungi pantai ini tidak dikenakan biaya alias gratis sobbb, pintu masuk terletak dipinggir jalan dan langsung disambut dengan rumput hijau dan pohon kelapa yang gagah berdiri. Apabila pulang dari Gilitrawangan kembali menuju Senggigi jangan melewatkan Pantai Malimbu yang juga spot terbaik untuk menikmati Sunset menurut penduduk setempat.

Pantai Kuta Lombok, kuta ternyata bukan hanya terdapat di Bali, lombok juga punya lho. Penasaran dengan pantai tersebut keesokan harinya saya menuju ke Pantai Kuta dan saya putuskan selepas solat shubuh langsung berangkat, supaya bisa menikmati udara pagi di pantai tersebut. Dari Senggigi menuju Pantai Kuta memakan waktu perjalanan selama 2 jam menggunakan sepeda motor dengan kecepatan rata – rata 80 Km/jam (putus VR46). Pantai ini terletak di Lombok tengah, ternyata kondisi jalan menuju kuta cukup mulus dan sejuk, karena pepohonan dijaga keasriannya. Pukul 08.00 WITA saya tiba di Pantai Kuta, sangking takjubnya berkali – kali saya menelan ludah, jadi ini yang dinamakan Pantai Kuta Lombok, Gilaaaaaa….masih alami dan saya merasa seperti menemukan pantai yang tersembunyi, karena masih sedikit wisatawan yang mengunjunginya selain cukup jauh dan akomodas di sekitar pantai ini tidak terlalu banyak, mungkin ini penyebab kenapa Pantai Kuta masih jarang dikunjungi. Pantai Kuta lombok juga tidak ada biaya alias gratis juga, Puassss…, apabila Backpackers mengunjungi Pantai Kuta Lombok jangan lupan juga mengunjungi Tanjung Aan sekitar 15 – 20 menit dari Kuta.

Desa Adat Suku Sasak, menuju desa ini hanya 20 menit dari Pantai Kuta dan jalan yang kita lalui adalah jalan pulang kembali ke kota Mataram atau Senggigi. Suku sasak adalah suku asli lombok yang masih setia dengan adat istiadatnya mulai dari bangunan rumah, pakaian, aktivitas sehari – hari bahkan sampai proses mendapat sang calon istri yang dilakukan calon suaminya dan menurut saya sangat unik, dimana calon suami harus menculik si calon istri tanpa diketahui pihak keluarga calon istri, jadi apabila kehilangan anak perawannya biasanya keluarga tidak terlalu khawatir malah cenderung bahagia, karena anaknya akan dipinang orang (enak beneeeer), dan semua ini tanpa skenario yang biasa kita lihat di acara drama realiti salah satu stasiun Tv. Untuk menelusuri desa ini Backpackers akan di pandu oleh guide dan dengan tarif se’ikhlasnya (awas jangan pelit), disana Backpackers juga bisa membeli beberapa cinderamata khas suku sasak seperti gelang, kalung, dan sebagainya. Letaknya sangat strategis terdapat di kanan jalan menuju kota Mataram dari pantai Kuta, disana juga terdapat areal parker dan sekali lagi gratisss…

Taman Narmada, terletak ditengah kota menuju kawasan bertais sekitar 30 menit dari senggigi, taman ini adalah bentuk sederhananya dari danau sagara anak yang terdapat di Taman Nasional Gunung Rinjani, dahulu raja mataram selalu sembahyang menuju Danau tersebut, namun untuk keamanan jiwanya yang sudah tua, sang penasihat kerajaan membuat duplikatnya yaitu Taman Narmada (base on true story). Di taman ini Backpackers bisa melihat danau awet muda (mitos) dan beberapa pura tempat sembahyang, di taman ini juga terdapat fasilitas kolam renang dan outbound. Jadi kalau Bacpackers mau relaksasi kolam renang dan fasilitas outbound bisa jadi alternatif. Di sini juga terdapat kios yang menawarkan oleh – oleh dan cinderamata khas Lombok seperti kaos, sarung lombok dan sebagainya. Untuk memasuki kawasan Taman Narmada dikenakan biaya sebesar Rp 5.000 untuk satu orang.

Note :
- Sebenarnya melalui jogja juga bisa untuk menuju banyuwangi denga menggunakan KA ekonomi Sritanjung dari Stasiun Lempuyangan Rp 35.000.
- Transportasi di Lombok sebaiknya menyewa motor Rp 50.000/hari.
- Sebaiknya bahkan harus, setiap membeli tiket di Pelabuhan di loket resmi dan jangan beli di calo yang sangat aktif menawarkan tiket.
- Jangan lupa membawa KTP, karena masuk Bali selalu ada pemeriksaan KTP

Rincian Biaya :

Biaya Transportasi

 Jakarta - Lombok
Jakarta – SurabayaRp 43.500  
Surabaya – Banyuwangi Rp 80.000  
Banyuwangi – Gilimanuk Rp6.000  
Gilimanuk – Padang Bay Rp 40.000  
Padang Bay – Lembar Rp 30.000  
Lembar – Mataram (Cakra) Rp 15.000  
Cakra - Padang roe Rp 3.000  
Padang roe - Senggigi Rp 3.000

TOTAL Rp 220.500
Transportasi di LombokSewa motor 2 hari Rp 100.000  
Tiket Wisata Taman Narmada Rp 5.000  
Tiket Wisata Batu Bolong Rp 5.000 
 Tiket Desa Senaru Rp 5.000  
Tiket Air Terjun Tilep Rp 5.000  
Bensin Rp 20.000

TOTAL Rp 140.000Senggigi - Gilitrawangan 

Bangsal - Gilitrawangan PP Rp 20.000 (KAPAL BOET)

Biaya Akomodasi

 Penginapan Lombok /malam *Rp* *100.000*

Note : sebaiknya berdua atau lebih dari satu dan jumlahnya genap
(berdua, berempat,dst,,) supaya sharingnya gampang, sewa motor selam
dilombok, hati2 dengan ongkos yang di tembak, info diatas bisa sebagai
pegangan, jgn pernah skali2 beli tiket kapal ferry sama calo, apalagi
supir truck, mereka giat banget nawarin di pelabuhan padang bai dan
ketapang, untuk itenerarynya ada di note facebok saya, add aja fb
saya...

itu aja kayanya,,salam Ransel
"Seberapa berani anda melalukan perjalanan, dan bukan hanya sekedar tujuan"


Minggu, 15 Mei 2011

Info Backpacker Jogja

Ramai kaki lima menyajikan khas berselera, orang duduk bersila, aksi musisi jalanan, persimpangan dan gang – gang sempit, senyuman ramah sederhana, sepertinya persepsi orang akan sama, dapat dipastikan kalimat pembuka diatas mengarahkan pada satu Kota di Indonesia tercinta yaitu Jogjakarta. Kali ini saya mengunjungi Kota tersebut, dengan cara yang sama ala Ransel atau biasa disebut Backpacker. Setelah mendapat uti dari kantor, akhirnya niat yang telah lama terpendam dapat dilaksanakan. Alhamdulillah… Baik kita mulai perjalanannya, berhubung saya tinggal dekat dengan Jakarta maka Stasiun Pasar Senen jadi tujuan utama saya. Ba’da magrib saya tiba di Stasiun, dan langsung menuju loket tiket kereta ekonomi Jalur Selatan. Saya menggunakan KA Progo dengan tujuan akhir Stasiun Lempuyangan dengan tarif tiket yang sangat bersahabat Rp 35.000, kereta berangkat pukul 21.00 WIB (ontime biasanya) dan tiba di Stasiun Lempuyangan menurut jadwal yang tertera pada tiket 07.04 WIB, namun biasanya selalu terlambat 1 jam. Maklum kereta kelas ekonomi selalu mengalah apabila akan disusul atau bersilangan dengan kereta kelas bisnis dan eksekutif and Its normal. Pukul 08.00 tiba di Stasiun Lempuyangan dan seorang teman yang sudah dianggap adik sendiri telah menunggu dengan setia di Stasiun.

Beruntung kali ini saya dapat tumpangan gratis dirumah teman untuk menginap selama saya di Jogja, sehingga bujet untuk biaya penginapan bisa di skip Alhamdulillah…Namun buat teman – teman yang akan berkunjung ke Jogja dan harus sewa penginapan tidak perlu risau di Jogja banyak penginapan yang murah – murah, langsung saja menuju jalan Malioboro, Pasar kembang atau Sosrowijayan dimana tempat para turis – turis untuk mencari penginapan dengan tarif yang terjangkau mulai Rp 100.000; bahkan bisa ditawar kalu tidak cocok kita bisa pindah ke penginapan lainnya. Beberapa penginapan diantaranya adalah.

- Lotus Losmen, Jl Sosrowijayan Wetan Bl GT-1/167 YOGYAKARTA
- Jaya Losmen, Kp Sosrowijayan Wetan Bl GT-1/79 YOGYAKARTA
- Dewa Home Stay, Kp Sosrowijayan Wetan Bl GT-I/154 YOGYAKARTA
- Candi Losmen, Jl Pasar Kembang 5 YOGYAKARTA
- Islam Losmen, Jl Malioboro 24-B RT 010/06 YOGYAKARTA

Setelah beristirahat sejenak tidak buang waktu lagi saya langsung menuju shelter Trans Jogja didepan Kampus UGM, kebetulan teman kost di kawasan Kampus UGM. Trans Jogja menjadi pilihat yang hemat untuk menuju beberapa wisata yang terdapat di Kota Jogja, hanya dengan tarif Rp 3.000; kita sudah bisa berkeliling di Kota Jogja. Trans Jogja memiliki beberapa rute yang selalu melewati tempat Wisata. Berangkat….

Objek - objek wisata di Jogja :
Benteng Vredeburg yang terletak di samping Pasar Bringharjo satu arah dengan Malioboro, dan saya menggunakan Trans Jogja nomor 3A. Benteng Vredeburg adalah sebuah benteng yang dibangun tahun 1765 oleh VOC di Yogyakarta selama masa kolonial VOC. Gedung bersejarah ini terletak di depan Gedung Agung (satu dari tujuh istana kepresidenan di Indonesia) dan Istana Sultan Yogyakarta Hadiningrat yang dinamakan Kraton. Benteng ini dibangun oleh VOC sebagai pusat pemerintahan dan pertahanan gubernur Belanda kala itu. Benteng ini dikelilingi oleh sebuah parit yang masih bisa terlihat sampai sekarang. Benteng berbentuk persegi ini mempunyai menara pantau di keempat sudutnya. Di masa lalu, tentara VOC dan juga Belanda sering berpatroli mengelilingi dindingnya. (wikipedia)

Keraton Ngayogyokarto Hadiningrat, dari Benteng saya putuskan untuk jalan kaki menuju keraton. Dengan berjalan kaki saya bisa menikmati Jogja seutuhnya, dari Benteng hingga Keraton dapat ditempuh dalam waktu 30 menit dengan berjalan kaki. Dengan menggunakan becak perjalanan dapat ditempuh selama 15 menit, dengan tarif 10.000 – 15.000 (bisa ditawar). Sampai di Keraton saya langsung menemui beberapa abdi dalem untuk mendengarkan cerita tentang sejarah dari Keraton Jogja. Di dalam Keraton selalu terdapat abdi dalem yang melakukan seni tembang dengan intonasi dan bahasa jawa yang khas Keraton. Keraton merupakan salah satu objek wisata di Kota Yogyakarta. Sebagian kompleks keraton merupakan museum yang menyimpan berbagai koleksi milik kesultanan, termasuk berbagai pemberian dari raja-raja Eropa, replika pusaka keraton, dan gamelan. Dari segi bangunannya, keraton ini merupakan salah satu contoh arsitektur istana Jawa yang terbaik, memiliki balairung-balairung mewah dan lapangan serta paviliun yang luas. (wikipedia)

Hari sudah menjelang magrib, perjalanan saya lanjutkan menuju Jl. Wijilan yang terkenal dengan Nasi Gudegnya yang terletak disbelah timur Alun – alun Kidul. Di Jl. Wijilan banyak terdapat Warung Nasi Gudeg di sepanjang emperan jalan. Walaupun sedikit mahal tapi puaslah dengan rasa yang sesuai dengan harganya, Maknyoooos…satu porsi Nasi Gudeg dengan lauknya sekitar Rp 15.000. Hari pertama di Kota Jogja pun ditutup dengan santapan Nasi Gudeg Wijilan. Untuk menikmati Gudeg Jogja ya ngga harus di Jl. Wijilan,  setiap persimpangan jalam jogja biasanya ada pedagang Nasi Gudeg keliling yang sedang mangkal, sebenarnya ada satu tempat yang khas juga untuk menikmati Gudeg yaitu Gudeg Pawon di bilangan Umbulharjo, dimana Backpackers bisa menikmati Gudeg langsung di dapurnya. Berhubung ngga tau tempatnya, Gudeg Wijilan ngga kalah enak.

Keesokan harinya tempat yang akan saya tuju masih sekitar Keraton, namun bukan keratonnya melainkan bangunan sekitar keraton yang menurut saya terdapat spot – spot terbaik khas jogja untuk mengambil foto. Lepas waktu shubuh saya lanjutkan perjalanan saya di hari kedua ini, saya masih menggunakan bis Trans Jogja 3A untuk menuju Pasar Bringharjo. Pukul 06.30 saya sudah tiba di Pasar Bringharjo, berhubung saya belum sarapan Sego Kucing (Nasi Kucing) pun saya jadi kan sebagai sarapan pagi saya. Sungguh kenikmatan tersendiri menikmati sarapan ditengah – tengah mulai menggeliatnya aktivitas warga Jogja, hanya dengan kocek Rp 5.000 dua bungkus nasi kucing dan segelas teh manis hangat sudah bisa saya nikmati. Perjalanan selanjutnya dimulai dari Alun – alun Kidul Kota Jogja, kemudian saya menyusuri jalan yang tepinya di bangun tembok tinggi sepanjang jalan dan diujung jalan terdapat sebuah terowongan, ini dia tempat yang saya cari - cari, dimana sangat mencirikan Kota Jogja dan membuat saya penasaran karena sering diliput oleh berbagai acara jalan - jalan di beberapa stasiun Tv Nasional, tanpa berbasa - basi kamera langsung saya ambil dari tas dan  Jepreeett…

  Taman Sari, konon sejarahnya Taman Sari dijadikan sebagai tempat mandi bagi raja dan permaisurinya. Taman sari terletak di sebelah barat Alun – alun Kidul dan kembali saya putuskan untuk berjalan kaki, walaupun bisa juga naik becak Rp 5.000. di Tamansari kita bisa melihat beberapa kolam pemandian dan beberapa benda – benda peninggalan sejarah dari kerajaan Mataram Jogja. Tamansari sering dikunjungi wisatawan baik domestik maupun mancanegara, uniknya Tamansari terletak ditengah – tengah perumahan warga dan awalnya tidak menyangka terdapat objek wisata disini. Dari Taman Sari kita bisa langsung mengunjungi Masjid yang terletak dibawah tanah dan memiliki lorong ysang sangat panjang, menurut informasi penduduk setempat salah satu lorong masjid tersebut bisa tembus hingga ke pantai Parangtritis yang berada di Selatan Jogja atau Pantai Selatan.


Dari Taman Sari kita bisa langsung mengunjungi Masjid yang terletak dibawah tanah dan memiliki lorong ysang sangat panjang, menurut informasi penduduk setempat salah satu lorong masjid tersebut bisa tembus hingga ke pantai Parangtritis yang berada di Selatan Jogja atau Pantai Selatan. Menurut ceritanya dahulu mesjid ini juga digunakan sebagai tempat persembunyian dan persemedian Raja, memang didalam lorong masjid terdapat beberapa ruangan menjorok kedalam layaknya sebuah tempat khusus, dari struktur bangunannya sepintas mirip dengan "lobang jepang" yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia.
Angkringan St. Tugu, Perjalanan harus dihentikan karena hujan mengguyur kota jogja begitu derasnya, akhirnya saya putuskan untuk beristirahat sejenak di Mesjid sekitar Taman Sari. Hujan begitu lamanya turun dan sore pun tiba, kemudian saya lanjutkan untuk jalan – jalan sore di Malioboro dan malam pun tiba. Seorang teman sudah menunggu saya di sebuah jalan yang terletak di sebrang Jalan malioboro dan tepat di samping Stasiun Tugu, dimana jalan tersebut jadi tempat berkumpulnya muda – mudi Jogja karena terdapat warung Angkringan di sepanjang jalannnya. Angkringan di jalan ini cukup terkenal, dengan ala Lesehan dengan sajian Nasi Kucing dan Kopi Jossnya yang sangat nikmat, kalau belum ke warung Angkringan sebelah Stasiun Tugu tidak lengkap juga mengunjungi jogja, katanyaaaa…, tapi memang iya juga si. Backpackers bisa merasa santai menikmati nasi kucing dan kopi joss khas jogja, dijamin bakalan betah berlama - lama di angkringan ini (base on true story)
Tidak lengkap rasanya ke Jogja tidak mengunjungi Kota Gede dan Candi Prambanan, so hari terakhir saya di Jogja kedua tempat diatas saya jadikan sebagai tujuan akhir saya di Kota Jogja. Untuk menuju Kota Gede Backpackers harus naik dua kali Trans Jogja, pertama menuju Malioboro menggunakan 3A kemudian pindah jalur 2A/2B (rada lupa tapi jelas informasinya di shelter Malioboro) untuk menuju Kota Gede. Pukul 9 pagi sampai di Kota Gede, di Kota Gede terkenal dengan kerajinan peraknya dan bangunan Rumah Joglonya, berjalan di gang – gang sempit ditambah dengan senyuman sederhana warga Kota Gede memberi pengalaman yang tak terlupakan, di ujung gang tersebut adalah Pasar Kota Gede dan Es Dawet menjadi teman pelepas dahaga.

Tidak terasa hari sudah siang, saya kembali menuju shelter Trans Jogja Kota Gede untuk menuju Candi Prambanan, cukup jauh perjalan ditempuh selama 2 jam belum lagi di tambah macet di sekitar pusat Kota Jogja, sekitar pukul 3 sore saya tiba di Candi Prambanan. Sungguh peninggalan sejarah yang sangat menakjubkan, tapi sayang akibat Gempa Jogja beberapa candi ada yang rusak. Setelah satu jam di Candi Prambanan saya kembali menuju Kota Jogja (Malioboro) untuk mencari oleh - oleh khas Jogja, seperti Bakpia dan sebagainya. Untuk bakpia harga satu dusnya Rp 22.000, teman – teman bisa menuju jalan KS Tubun disana banyak kios kios khus oleh oleh jogja. Perjalanan di Jogja pun berakhir dan siap kembali ke Jakarta. Puaaaasssss….:) Ayo ke JOGJA………….