Sabtu, 22 Januari 2011

Info Bacpacker Ujung Genteng

Spot terbaik buat para Backpackers yang addicted banget sama wisata pantai, dijamin "betis" alias beda tipis sama pantai yang ada di Bali dan Lombok, nilai jual dari pantai di Ujung Genteng adalah kealamian-nya yang masih terjaga dan warna khas dari pantai samudera hindia dengan airnya yang bening berwarna hijau kebiruan. NICE...Ujung Genteng terletak di provinsi Jawa Barat, tepatnya kecamatan Surade-Kabupaten Sukabumi, untuk menuju Ujung Genteng sangat mudah karena didukung dengan transportasi yang memadai. Pertama yang harus Backpackers tuju adalah Kota Sukabumi. Oke oke backpackers…kita mulai aja bagaimana menuju Ujung Genteng The Small Heaven at West Java…

Terminal Degung - Sukabumi, dari kota Jakarta bisa melalui Terminal Kp. Rambutan dengan menggunakan bis, banyak pilihan disana dengan tarif Rp 20.000 - 25.000, untuk Backpackers yang berada di timur sukabumi bisa melalui kota Bandung dengan bis DAMRI Rp 25.000 atau dari kota Bogor dengan bis MGI Rp 20.000 untuk menuju Terminal Degung.
Terminal Lembur Situ, Setelah tiba di Terminal Degung, perjalanan dilanjut menggunakan angkot warna kuning jurusan Terminal Lembur Situ dengan tarif Rp 5.000. Waktu untuk menuju Terminal Lembur Situ adalah 30 menit.
Surade, setelah tiba di Terminal Lembur Situ sebaiknya Backpackers sempatkan ke kamar kecil (Toilet), karena waktu tempuh menuju Surade 2.5 - 3 jam. Dari Terminal Lembur Situ berganti angkutan khusus Surade yaitu kendaraan diesel dengan merk ELF Rp 22.000 atau menggunakan Bis Rp 25.000, selama perjalanan menuju Surade sangat melelahkan dengan jalan yang berkelok - kelok, nah buat Backpackers yang mabuk perjalanan sebaiknya usahakan untuk tidur atau minum obat anti mabuk.

Objek - objek Wisata di Ujung Genteng :
Pantai Ujung Genteng, seperti penjelasan diatas pantai ini menawarkan ke khasan pantai Samudera Hindia, selain itu pantai ini memiliki Tanjung yan bisa di telusuri dengan berjalan kaki, dan pastinya menyajikan pemandangan yang eksotis. satu lagi karakter pasir di pantai ini sangat lembut dan putih. Di Ujung Genteng juga terdapat pertanian Rumput Laut dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI), dengan masyarakat yang ramah tak sedikit banyak yang menyapa dengan senyuman sebagai ucapan selamat datang di Ujung genteng. bagi Bacpackers yang suka photographi pantai ini memberikan spot terbaik untuk mengambil gambar.
Pantai Pangumbahan, Ujung Genteng juga memiliki pantai lainnya, salah satunya Pantai Pangumbahan yang menjadi tempat penangkaran penyu hijau yang mulai langka. Setiap sore mulai jam 4 sore dilakukan pelepasan anak penyu yang baru menetas, kemudian pada pukul 9 malam kita dapat melihat penyu bertelur, untuk memasuki lokasi ini dikenakan tarif Rp 5.000, apabila ingin sampai malam hari sebaiknya menggunakan ojek dengan tarif cukup mahal Rp 40.000, karena ojek setia menunggu sampai proses bertelur penyu selesai, biasanya sampai selesai bertelu hingga pukul 11 malam. Chelonia mydas, atau yang biasanya dikenal dengan nama penyu hijau adalah penyu laut besar yang termasuk dalam keluarga Cheloniidae. Hewan ini adalah satu-satunya spesies dalam golongan Chelonia. Mereka hidup di semua laut tropis dan subtropis, terutama di Samudera dan Samudera Pasifik. Namanya didapat dari lemak bewarna hijau yang terletak di bawah cangkang mereka.(wikipedia)
Curug Cikaso, satu lagi yang wajib dikunjungi di Ujung Genteng adalah Curug Cikaso, sebaiknya untuk menuju ke Curug hari terakhir di Ujung Genteng atau dalam perjalanan pulang, karena untuk menuju Curug Cikaso kita harus putar balik ke Surade. Curug Cikaso sangat menarik yang memiliki 4 air terjun apabila sedang beruntuk kita bisa lihat hingga 8 air terjun sekaligus, untuk menuju Curug Cikaso bisa menggukan ojek Rp 20.000 PP atau carter angkot Rp 100.000 yang bisa memuat penumpang hingga 12 orang. sampai di wisata Curug Cikaso harus membayar retribusi Rp 5.000, kemudian kita harus berjalan selama 15-20 menit dengan menggunakan guide Rp 10.000 atau dengan menyusuri sungai dengan perahu Rp 70.000.

Sebaiknya untuk kembali ke Sukabumi paling lambat waktu dzuhur atau sebelum jam 12 siang, supaya transportasi kembali ke kota masing-masing akan lebih mudah..

Selamat Berlibur....:)








Minggu, 16 Januari 2011

Info Backpacker Dieng

Ayo ke Dieng..!! Bagi para Backpackers yang mau melihat "Hidden Paradise of Central Java" masih dengan cara yang membumi alias backpacking, kenapa harus backpacking,,? Backpacking adalah cara untuk mengenal budaya masyarakat lain, baik di dalam negeri atau pun di luar Indonesia. Dengan backpacking si backpacker lebih luwes dalam melakukan perjalanan karena tidak terikat aturan-aturan seperti jika sedang dalam suatu group tour (Elok Dyah Messawati). Untuk menuju ke Dieng, pertama kita harus menuju Kota Wonosobo atau Banjarnegara, karena Dieng terletak ditengah kedua Kabupaten tersebut, namun banyak wisatawan domestik dan mancanegara lebih memilih via Wonosobo. Dengan melalui Wonosobo kita akan disuguhkan pemandangan yang sangat indah dari pegunungan yang mengitari kota Wonosobo, sebut saja Gn.Sumbing, Gn Prau dan Gn. Sindoro. 

Kota Wonosobo, untuk menuju Wonosobo dapat ditempuh dari arah Utara (Pekalongan, Weleri, Semarang) Selatan ( Kebumen, Puworejo, Kutoarjo, Jogjakarta) Timur (Magelang, Solo, Salatiga) Barat (Jakarta, Bandung, Bogor, Purwokerto). Wonosobo terletak di tengah-tengah pulau Jawa, makanya bisa dicapai dari segala arah. Dari arah barat Jakarta St. Ps Senen (Kereta Progo jur Jogja Rp 35.000) turun di St Kebumen, kemudian naek becak minta diantar ke tempat bis kota yang menuju ke Prembun Rp 7.000, bis akan menuju ke Term. Prembun tarif Rp 7.000. Dari Term Prembun naik bis menuju kota Wonosobo dengan tarif Rp 20.000, selama perjalanan Prembun-Wonosobo Backpackers akan melewati waduk Wadaslintang yang cukup indah, ini alasan kenapa saya melalui Kebumen, tapi bagi Backpackers yang mabuk perjalanan sebaiknya usahakan untuk tidur !. Kemudian turun di teminal bis lalu naek metrobis yang langsung menuju ke Dieng Rp 7.000. Dari Jakarta bis jurusan yang ke Wonosobo juga ada dari terminal Kampung Rambutan atau terminal Pulo Gadung Rp. 70.000 (Bis Sinarjaya, Bis Damri). Dari Jakarta juga bisa melalui utara seperti menuju Semarang dan Weleri, kemudian dilanjut menggunakan bis jurusan Wonosobo. Dari arah Bandung lebih mudah, dari terminal bis Cicaheum dengan mengunakan Bis AC-Budiman langsung menuju Terminal Wonosobo Rp 70.000. kemudian ikuti langkah di atas.

Objek - objek Wisata di Dieng :
Dataran tertinggi yang terletak di tengah-tengah propinsi jawa tengah, dengan ketinggian 2600 DPL, dengan cuaca yang sejuk dan cenderung dingin, informasinya pada bulan juli-agustus suhu di Dieng bisa mencapai 0 derajat. Wisata yang terbagi 2 wilayah yaitu, Dieng 1 (Telaga Warna, Telaga Pengilon, Dieng Theater, Kawah Sikidang, Candi Arjuna) dan Dieng 2 (Kawah Sileri, Sumur jalatunda, Telaga merdada, Pemandian air panas). Telaga Warna adalah sebuah Danau Vulkanik yang sering memunculkan nuansa warna merah, hijau, biru, putih, dan lembayung terbentuk akibat aktivitas gunung berapi.

Kawah Sikidang adalah kawah di DTD yang paling populer dikunjungi wisatawan karena paling mudah dicapai. Kawah ini terkenal karena lubang keluarnya gas selalu berpindah-pindah di dalam suatu kawasan luas. Karena seringnya berpindah-pindah seperti rusa/ kidang, maka orang2 sekitar menyebutnya kawah sikidang (anak Kijang) . Backpackers sebaiknya membawa masker, kali aja tidak kuat dengan gas belerangnya, satu lagi yang asik Backacpackers bisa merebus telur di salah satu lubang air panas yang mendidih.



Candi Arjuna adalah sebuah kompleks candi hindu peninggalan dari abad ke 7-8 yang terletak di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Dibangun pada tahun 809, Candi Arjuna merupakan salah satu dari delapan kompleks candi yang ada di Dieng.
Gunung Sindara, biasa disebut Sindoro, atau juga Sundoro (altitudo 3.150 meter di atas permukaan laut) merupakan sebuah gunung vulkano aktif yang terletak di Jawa Tengah, Indonesia. Kalau Backpackers beruntung bisa melihat Gunung Sindoro tertutup awan putih layaknya jamur, fenomena tersebut tergantung cuaca juga dan biasanya terjadi setiap pagi sebelum matahari belum terlalu tinggi. Masyarakat Dieng menjadikan tanaman kentang sebagai komoditas utama dari pertanian mereka, buah kentang Dieng terkenal sedikit memiliki rasa manis dari kentang pada umumnya. Namun perlu diketahui bahwa masyarakat di Dieng menjual hampir semua hasil panennya keluar daerah (Info: masyarakat / petani Dieng)

Puncak Sikunir adalah Puncak dari Gunung Sikunir yang terletak tepat bersebelahan dengan Gunung Sindoro, tempat ini selalu dijadikan tujuan utama untuk memburu matahari terbit, pada musim kemarau kita juga bisa melihat Gunung Merapi dari puncak Sikunir. Namun untuk mendapatkan fenomena matahari terbit yang utuh tergantung cuaca dan peruntungan Backpackers juga, biasanya pada musim kemarau tidak terlalu banyak awan, sehingga matahari terbit dapat terlihat sempurna.

Dieng memiliki lebih dari seratus losmen dan homestay, tapi kalau kita tidak melakukan Booking atau DP terlebih dahulu siap-siap kecewa, karena over booked atau sudah di sewa. Beberapa Losmen dah homestay yang sangat terjangkau dan menjadi favorit di kalangan backpacker :
Losmen Bu Jono (mas didik 085227389949) , didirikan sejak tahun 1971. Losmen ini tidak hanya dikenal wisatawan domestik, namun wisatawan dari eropa sangat mengenal losmen bu jono. Kelebihan dari losmen ini adalah pengelola dan pegawainya sangat ramah, tarif disini mulai Rp 70.000 - Rp 170.000. Kalau backpackers terpaksa nyari  yang ala Homestay diatas 150.000, Homestay Bougenvile 081327072112, Homestay Pancawarna 085878581677, Homestay Dahlia 085227223433/081328487603.

Transportasi wisata di Dieng bisa dengan menyewa mobil atau yang paling efektif menggunakan ojek, tarif ojek untuk satu kawasan wisata Rp 100.000 - 125.000, bisa ditawar tergantung negosiasi, masyarakat dieng sangat ramah sehingga mudah bagi kita untuk bernegosiasi. Berkujung ke Dieng Jangan lupa membeli oleh-oleh, yang menjadi khas adalah manisan buah Carica, kacang dieng, kripik jamur, dan jamu purwoceng asli Dieng purba, oleh-oleh bisa dibeli di dieng atau pusat oleh-oleh di kota Wonosobo. Satu lagi yang tidak boleh terlewat apabila ke Wonosobo adalah, menikmati mie khas Wonosobo yaitu mie ongklok yang salah satu kedainya terletak di Jl. Pasukan Ronggolawe dekat dengan Hotel Kresna.



Mi ongklok (bakmi ongklok) adalah makanan khas Kabupaten Wonosobo berupa mi rebus yang dibuat dengan racikan khusus menggunakan kol, daun kucai, dan kuah yang disebut loh. Paling pas disajikan hangat bersama sate sapi, tempe kemul, serta keripik tahu. Beberapa pedagang mi ongklok yang terkenal adalah Mi Ongklok Longkrang. Nah Backpackers jangan lewatin kuliner yang satu ini, dijamin nambah....

Note : Dieng makin eksotis apabila dikunjungi pada bulan Juli - Agustus, namun dibulan lainnya pun juga tersaji kejutan yang tidak terduga dari alam Dieng...

SEMOGA MEMBANTU DAN SELAMAT BERLIBUR,,,!