Bromo, hampir semua orang Indonesia pasti tahu dengan wisata khas pegunungan yang satu ini, namun setelah bertahun – tahun damai tiba – tiba pertengahan November 2010 Bromo meletus, seluruh wisatawan dilarang berkunjung dan Bromo pun ditutup, setelah enam bulan kemudian Bromo pun berangsur – angsur mulai membaik, wisatawan pun dapat melepas rindu. Walaupun belum sepenuhnya sembuh Bromo tetaplah Bromo, siapapun pasti ingin mengunjunginya. Bagi backpackerss yang belum sempat jalan - jalan ke Bromo, catatan perjalanan ini boleh dijadikan sebagai informasi tambahan. Salam Ransel…..
Gunung Bromo, dari bahasa Sansekerta/Jawa Kuna: Brahma, salah seorang Dewa Utama Hindu, merupakan gunung berapi yang masih aktif dan paling terkenal sebagai obyek wisata di Jawa Timur. Sebagai sebuah obyek wisata, Gunung Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif. Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut itu berada dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi. Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.(wikipedia)
Stasiun Pasar Senen – Jakarta. Backpackers yang berdomisili di Jakarta atau dekat dengan Jakarta, langsung aja menuju St. Pasar Senen dan membeli tiket jurusan St. Kotabaru Malang dengan menggunakan kereta KA Matarmaja (Malang – Blitar – Madiun - Jakarta) dengan harga tiket Rp 51.000 (klo belum berubah). Kereta berangkat ontime pukul 14.00 atau jam 2 siang, Lama waktu perjalanan normal menuju Malang 17 jam 30 menit, tapi kalau ada hambatan bisa mencapai 21 jam 30 menit (base on my experience), berarti paling cepat nyampe Stasiun Kotabaru Malang jam 06.30 pagi dan paling lambat pukul 10.30 setengah siang. Backpackers yang dari Bandung dan sekitarnya ngga perlu ke Jakarta, dari St Bandung bisa langsung naik KA Malabar (Malang – Bandung Raya) dengan harga tiket Rp 40.000 (klo belum berubah juga) berangkat pukul 15.30 dan nyampe malang pukul 08.20 (klo lancar).
Terminal Bis Arjosari – Malang, Alright,, nyame kota Malang tujuan selanjutnya adalah terminal bis Arjosari, dan backpackerss bisa langsung menggunakan “line” (angkot di Malang) bertuliskan akronim ABG dari depan stasiun dengan tarif Rp 2.500 sampai terminal Arjosari. Sampai diterminal backpackerss sebaiknya mandi dan bersih – bersih, karena klo di bromo dijamin backpackerss pasti males mandi karena air disana super duper duingin banget rek. Dari terminal Arjosari backpackers harus menuju kota probolinggo dengan menggunakan bis bertuliskan AKAS bisa jurusan Malang – Probolinggo atau Malang – Jember, karena bis bertuliskan AKAS biasanya selalu masuk terminal bis Probolinggo, dan tarif bis Rp 25.000
Terminal Bis Probolinggo, Sesampainya terminal Probolinggo backpackerss menuju terminal Ngadisari menggunakan angkutan ELF, angkutan ELF ini terdapat disebelah kiri diluar termina, jadi backpackerss tidak perlu memasuki terminal. Sebaiknya sampai terminal bis Probolinggo sebelum malam hari, karena turis yang ke menuju terminal Ngadisari sudah sangat jarang kalau menjelang malam, biasanya kalau penumpang tidak penuh (cth : hanya 3-5 orang), si supir ELF minta tambahan tarif Rp 10.000 (max Rp 15.000) dari tarif normal. Perjalanan menuju terminal Ngadisari sangat mengesankan, perjalanan akan melewati daerah Cemoro Lawang yang menyajikan pemandangan pohon cemara khas pegunungan, dan setelah satu jam backpackers akan tiba di terminal Ngadisari.
Objek – objek Wisata di Bromo:
Puncak Pananjakan, sebuah tempat yang dijadikan oleh para wisatawan untuk berburu matahari terbit, di puncak pananjakan juga terdapat fasilitas restoran dan mushola. Puncak Pananjakan juga tempat terbaik untuk melihat pemandangan gunung Bromo dengan latar belakang gunung Semeru yang terletak ratusan kilometer dari Bromo, suatu kesempatan yang langka melihat pemandangan tersebut, karena bergantung kepada cuaca setempat. Waktu terbaik mengunjungi Bromo adalah bulan juli sampai agustus. Untuk menuju puncak Pananjakan backpackerss harus menggunakan jeep khusus jenis Hartop dengan muatan 5 – 6 orang, dan berangkat paling lambat pukul 03.30 dini hari. Backpackers harus menyewa jeep terlebih dahulu, kalau per-orangan tarifnya Rp 80.000. Namun kalau backpackerss berkelompok bisa menyewa 1 jeep dengan tarif Rp 350.000. Peralanan akan ditempuh 15 – 30 menit untuk menuju pintu gerbang puncak Pananjakan.
Kawah Bromo, salah satu tempat yang tidak boleh dilewati adalah kawah bromo. Untuk menuju kawah ini, jeep akan membawa backpackers ke padang pasir yang sangat luas, dimana sejau mata memandang hanya pasir dan pasir. Kemudian tiba di tempat parker jeep, dan backpackers bisa meneruskan dengan berjalan kaki atau menngunakan kuda sewaan dengan tarif Rp 50.000 untuk mencapai bibir anak tangga kawah bromo. Namun suasana sekarang sangat berbeda dengan suasana sebelum meletus, dimana anak tangga diselimuti pasir vulkanik dan akan bertebaran apabila terhembus oleh angin. Sebaiknya backpackers menggunakan kacamata dan masker untuk keselamatan dan keamanan, dulu saja sebelum meletus untuk menaiki anak tangga hingga bibir kawah sangat melelahkan, kalau tidak salah hitung terdapat sekitar 150 anak tangga. Kawah Bromo sebelum meletus sangat eksotik dan agak sedikit mistik, karena setiap tahunnya selalu diadakan upacara kasodo oleh suku tengger setempat. Namun kaah bromo sekarang ditimbun oleh jutaan ton pasir vulkanik yang menutupi seluruh lubang kawah, dan backpacker harus sangat berhati – hati lagi. Mencapai bibir kawah sebuah perjuangan dan ada rasa bangga tersendiri apabila mampu mencapainya.
Akomodasi Bromo, banyak penginapan di Bromo, rate harga mulai 80.000 – 450.000, buat backpackers sebaiknya menginap di Losmen atau Homestay saja, tarif satu kamar per malam Rp 80.000/orang, atau Rp 100.000/2 orang, rekomendasi tempat untuk penginapan adalah Losmen Setia Kawan (hub pak Santoso 08123460471) atau Homestay Tengger Permai. Sebenarnya masih ada beberapa tempat yang bisa backpackers kunjungi, seperti Padang Savana dan Padang pasir yang pernah dijadikan sebagai tempat pembuatan film Pasir berbisik dan film – film pendek yang menghiasi televise backpackers. Namun informasi apakah tempat tersebut sudah aman dan bisa dikunjungi belum terekspos kembali, yang pasti Bromo tidak akan mengecewakan orang yang mengunjunginya. Indonesia wonderfull world..I love Indonesia…
Catatan : Menuju Probolinggo bisa juga melalui Kota Surabaya, dari Stasiun Pasar Senen (Jakpus) - Stasiun Gubeng (Sby), menggunakan kereta ekonomi Gaya Baru Malam, Stasiun keberangkatan awal Stasiun Kota pukul 12.00, tiba di Stasiun Pasar Senen 12.10 transit selama 10 menit dan berangkat tepat pukul 12.20 dengan tarif BA (Batas Atas Rp 55.000). Tiba di Stasiun Gubeng Surabaya pukul 04.00 (normal), kemudian dilanjut menuju terminal Bungur Asih menggunakan Bis/angkot Rp 10.000 (BA). Selanjutnya menuju Terminal Probolinggo menggunakan bis dengan Tarif Rp 23.000 bis AC, setelah sampai Terminal bis Probolinggo ikuti poin nomor "I.4" dan seterusnya, Kalau dari Surabaya waktu tiba diterminal Probolinggo bisa lebih cepat, sehingga masih banyak turis yang mau naik menuju Bromo.
- JELAJAHI NEGERIMU JELAJAHI INDONESIAMU -